Film arahan sutradara peraih Oscar Michael Mann ini dibuka dengan adegan seorang kriminal yang tiba di penjara yang sejatinya akan menjadi tempat tinggal ‘sementara’ baginya untuk beberapa tahun ke depan. Namun apa mau dikata, tak lama kemudian, sang tahanan yang tak lain adalah John Dillinger berhasil melarikan diri bersama rekan-rekannya.
Kelompok ini kemudian melanjutkan aksi mereka, tidak hanya di tempat asalnya, namun menjelajah berbagai tempat, yang akhirnya menarik perhatian lembaga penegak hukum yang di kemudian hari menjadi FBI. J. Edgar Hoover, selaku pimpinan lembaga tersebut kemudian meminta salah satu agen terbaiknya, Melvin Purvis, untuk mengambil tindakan yang diperlukan.
Selain beberapa kali berkonfrontasi dan berhasil ditangkap, Dillinger selalu berhasil melarikan diri. Namun saat Musuh Masyarakat Nomor Satu di Amerika ini jatuh dalam pelukan Billie Frenchette, Purvis melihat sebuah peluang untuk menghentikan buronan paling dicari ini untuk selamanya.
Dengan tetap mempertahankan gaya naratif yang lambat yang merupakan ciri khasnya, Mann berhasil mengisahkan kembali salah satu penjahat terbesar dalam sejarah Amerika yang sangat memuaskan. Cinematographer Dante Spinotti yang pernah bekerjasama dengan Mann dalam proyek sebelumnya berhasil menghidupkan suasana suram Amerika tahun 1930-an dengan permainan warna yang indah serta penggunaan teknik handheld yang memberikan nuansa dokumenter yang membawa penonton selayaknya sedang menyaksikan kejadian yang sebenarnya.
Sebagai Dillinger, aktor kawakan Johnny Depp berhasil menguasai seluruh adegan dari awal hingga akhir. Lupakan karakter eksentrik yang sering dia perankan dalam berbagai film, karena Depp tampil dengan aura yang sangat berbeda, kelam, namun karismatik. Walaupun nyaris semua orang sudah tahu apa yang terjadi dengan karakter Dillinger pada akhir film ini, namun Depp memeberikan rasa penasaran untuk menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Public Enemies merupakan sebuah film dengan gaya klasik yang sangat menghibur dan berhasil mempermainkan emosi para penontonnya dari awal hingga akhir dengan sangat elegan, seelegan Dillinger merampok para korbannya. [Sumber: Majalah Cinemags Edisi November 2009]
Link Film : Indowebster
Link Subtitle: Subscene
0 komentar:
Posting Komentar